Bikin Syok, Buku yang Ditulis pada 1981 Ini Sudah 'Memprediksi' Adanya Wabah Virus Corona di Wuhan, Bawa-bawa Senjata Biologis

Senin, 17 Februari 2020 | 18:00
Kolase Taiwan News

Sebuah buku yang terbit pada tahun 1981 pernah 'meramalkan' wabah yang akan dihadapi dunia pada tahun 2020

Suar.ID - Sebuah buku yang terbit pada tahun 1981 pernah 'meramalkan' wabah yang akan dihadapi dunia pada tahun 2020.

Bahkan dalam buku tersebut menyebut virus bernama Wuhan-400, merujuk pada Covid-19 yang pertama kali berasal dari Wuhan, China.

Belum diketahui pasti apakan ini murni suatu kebetulan atau memang sang penulis sudah menulis 'ramalan' 39 tahun lalu.

Baca Juga: Kimetsu no Yaiba Chapter 195: Serangan Terkoordinasi, Menyerang Titik Kelemahan Muzan!

Melansir dari SCMP, buku yang berjudul The Eyes of Darkness berbicara tentang laboratorium militer China yang menciptakan virus sebagai bagian dari program senjata biologisnya.

Sang penulis, Dean Koontz, menulis tentang seorang ibu, Christina Evans, yang melakukan perjalanan untuk mengetahui apakah putranya Danny masih hidup atau sudah meninggal dalam perjalanan berkemah.

Ia kemudian berhasil melacaknya ke daerah militer di mana dia kemudian ditahan setelah secara tidak sengaja terinfeksi mikroorganisme buatan manusia yang dibuat di pusat penelitian di Wuhan.

Kutipan dari buku itu menunjukkan percakapan antara Christina dan seorang pria di lab tempat ia dan putranya ditahan.

"Saya tidak tertarik dengan filosofi atau moralitas perang biologis. Saat ini aku hanya ingin tahu bagaimana Danny bisa berada di tempat ini." kata Christina.

SCMP

Buku yang berjudul The Eyes of Darkness

Baca Juga: Sempat Pisah Selama 13 tahun, Aktor Kondang Ini Bongkar Pengalaman Tragisnya Saat Berharap Cinta pada Sang Istri: Tusuk Gue Aja Deh, Jangan Diginiin

"Untuk memahami itu, anda harus kembali dua puluh bulan. Pada saat itulah seorang ilmuwan China bernama Li Chen membelot ke Amerika Serikat, membawa rekaman disket tentang senjata biologis baru paling penting dan berbahaya dari Tiongkok pada dekade terakhir," kata Dombey, salah satu pria yang ada di lab.

"Mereka menyebut barang-barang itu 'Wuhan-400' karena dikembangkan di laboratorium RDNA mereka di luar kota Wuhan, dan itu adalah strain mikroorganisme buatan manusia yang berjumlah empat ratus yang dibuat di pusat penelitian," sambungnya.

Pusat penelitian yang dibicarakan buku ini dapat merujuk ke Institut Virologi Wuhan, yang merupakan tempat satu-satunya laboratorium biosafety level empat di China.

Ini memiliki klasifikasi laboratorium tingkat tertinggi yang mempelajari virus paling mematikan dan terletak 32 km dari tempat Covid-19 saat ini pertama kali menyebar.

Kita pasti pernah mendengar sebuah teori konspirasi bahwa Covid-19 adalah buatan manusia dan kemungkinan besar telah melarikan diri dari laboratorium virologi Wuhan.

Namun, teori ini telah ditolak secara luas.

Baca Juga: Setahun Nikahi Berondong, Jennifer Jill Seolah Baru Sadar Resiko Pernikahan Beda Usia, Geram Sempat Diteriaki Kata Tak Pantas: Susah Kalo Anak Kecil

Lebih lanjut, dalam buku ini mengungkapkan virus sebagai "senjata sempurna" karena tidak dapat bertahan di luas host selama lebih dari satu menit.

"Wuhan-400 adalah senjata yang sempurna. Itu hanya dapat menjangkit manusia. Tidak ada makhluk hidup lain yang bisa membawanya. Dan seperti sifilis, Wuhan-400 tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia yang hidup selama lebih dari satu menit.

Itu artinya ia tidak dapat mencemari objek secara permanen atau seluruh tempat seperti yang dapat dilakukan antraks dan mikroorganisme ganas lainnya,"

"Dan ketika tuan rumah kadaluwarsa, Wuhan-400 dalam dirinya lenyap sesaat kemudian, begitu suhu mayat turun di bawah delapan puluh enam derajat Fahrenheit. Apakah anda melihat keuntungan dari semua ini?"

Pengacara Albert Wan, yang mengelola toko Bleak House Books di San Po Kong, mengatakan bahwa Wuhan dikenal sebagai tempat berbagai fasilitas penelitian ilmiah.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Orang yang Pernah Selingkuh Bisa Dipastikan Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu Loh!

"Cerdas, penulis cerdas seperti Koontz akan mengetahui semua ini dan menggunakan sedikit informasi faktual ini untuk menyusun cerita yang meyakinkan dan meresahkan. Salah satunya Wuhan-400," kata Wan.

Dean Koontz bukan satu-satunya penulis yang 'memprediksi' wabah Covid-19.

Menurut The Sun Daily, penulis Amerika Sylvia Browne menerbitkan sebuah buku pada 2008 berjudul End of Days: Predictions and Prophecies About the End of the World.

Dalam buku tersebut membicarakan tentang penyakit terkait pernapasan yang akan menyebar di seluruh dunia, dan bahkan menyebutkan terjadi di tahun 2020.

"Pada sekitar tahun 2020, penyakit seperti pneumonia yang parah akan menyebar ke seluruh dunia, menyerang paru-paru dan saluran bronkial dan menolak semua perawatan yang diketahui. Hampir lebih membingungkan daripada penyakit itu sendiri adalah fakta bahwa penyakit itu akan tiba-tiba menghilang begitu tiba, menyerang lagi sepuluh tahun kemudian, dan kemudian menghilang sepenuhnya," tulisan dalam buku tersebut.

Menarik sekali untuk berpikir bahwa para penulis ini menulis novel bertahun-tahun yang lalu yang secara akurat menggambarkan wabah virus yang kita hadapi di dunia saat ini.

The Sun Daily

Buku yang berjudul End of Days: Predictions and Prophecies About the End of the World

Baca Juga: Kebanyakan Orang Tak Menyadarinya, Veronica Tan dan Puput Ternyata Miliki Kesamaan yang Bikin Ahok Lirik Mereka jadi Seorang Istri

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber scmp, The Sun Daily